Kamis, 10 Maret 2016

Belajar Dari Dua Perempuan.........

Tidak ada komentar :

Tidak tahu seberapa penting apa yang mereka  bawa?
Tidak tahu seberapa berat bawaan mereka?

Tidak tahu seberapa jauh bawaan itu mereka bawa?
Tidak tahu sebenarnya mereka itu siapa?

Lalu lalang kendaraan menghiasi mata saat menikmati waktu senggang di teriknya matahari siang. Duduk di depan sebuah ruang pertemuan warga, tepatnya RW 03 Kelurahan Banyu Urip.
Kebisingan suara kendaraan ini menyiratkan kebingungan, panasnya menusuk menembus kulit panasnya, apakah ini nyaman atau tidak? Tetap menikmatinya saja.

Seolah sedang menghitung kendaraan yang meramaikan jalanan. Bola mata ini menari-nari di singgasana kelopak mata seolah sedang mencari sesuatu, sesuatu yang sebenarnya belum tahu mau mencari apa.  Tidak butuh waktu yang lama. Tarian bola mata ini mendadak berhenti, berhenti sementara akibat godaan oleh sebuah peristiwa yang menarik. 

Inilah penampakan kedua perempuan yang sedang membawa barang di atas kepalanya.
Mata ini tertuju kepada seorang perempuan yang melintas dengan santai melewatiku. Melenggak lenggok bak model yang sedang memamerkan pakaian terbaru seorang desainer. Lirikan mata seolah tidak bergerak saat barang berukuran tidak kecil berada di atas kepala ibu/perempuan ini.
Tepuk tangan meriah terjadi ketika para model di "catwalk" selesai memamerkan busana. Begitu pula dengan hati ini, rasa salut terwujud dalam tepukan di hati. Hati yang salut hingga bergolak mengeluarkan sebuah pernyataan kagum "ternyata perempuan tangguh masih ada di kota besar".

Perempuan itupun berlalu tetapi masih meninggalkan bekas kagum kepadanya. Rasa kagumku belum hilang, kembali mata ini tertuju kepada seorang perempuan yang lain lagi. Perempuan paruh baya sedang berjalan bak model terjadi lagi. Wauuuu, bisikku dalam hati. Perempuan kedua ini juga membawa barang bawaan yang diletakkan di atas kepalanya. Kagum pertama belum sirna, kagum ini semakin tumbuh berkembang oleh kemuculan perempuan kedua dengan melakukan hal yang sama. Sungguh peristiwa yang jarang terjadi di depan mata ketika berada di kota besar ini.

Masihkah kita mengira kalau perempuan itu lemah? melihat kedua perempuan ini adalah jawaban yang membuktikkan bahwa perempuan juga bisa kuat dan tangguh seperti laki-laki. Sayangnya, kita tidak membahas perbedaan tentang keberadaan gender (status kelamin). Kedua perempuan ini bisa mewakilkan sebuah cerita perjuangan secara lebih umum.

Kedua perempuan ini seolah bercerita tentang bagaimana menikmati perjuangan dalam hidup. Mereka berjuang dalam hidup dengan gaya mereka masing-masing. Raut wajah menyerah tidak mereka tunjukan. Mereka penuh percaya diri tanpa menghiraukan pendapat orang lain saat melihat mereka. Kejadian ini menjadi sebuah pembelajaran menarik untuk dipelajari dalam hidup. Berjuang dan percaya diri adalah modal saat menghadapi segala persoalan di kehidupan sehari-hari.

Semoga kita selalu menjalani hidup ini dengan penuh optimis dan percaya diri. Banyak hal-hal yang selalu bisa kita nikmati dengan gaya masing-masing. Menyerah dan putus asa bukanlah sebuah jawaban ketika banyak permasalahan yang sering menghiasi hidup. Tetap berjuang dalam hidup seperti pelajaran yang didapat dari kedua perempuan ini.

Kenikmatan yang mana yang sering kita lupa untuk dinikmati..............................................


Read More

Selasa, 01 Maret 2016

Nyanyian Malam

Tidak ada komentar :
Bertengger di atas tanah untuk menikmati sejuknya gelap
Beradu tanpa mesra bersama jiwa-jiwa yang terkekang
Kegelapan menyelimuti hati yang tanpa cahaya
Kemesraan hanyalah pajangan dinding kehidupan

Harap berharap tanpa harapan yang berharap
Kenangan bukanlah sebuah masa lalu
Berharap gelap tetap menjadi gelap
Dinding kehidupan tanpa kenangan yang mesra

Hujan membawa selaksa pasukan basah
Tanah berlindung dengan menamengkan manusia
Pasukan basah selalu berharap kelak menjadi kering
Tameng kemanusiaan kini tanpa harapan

Bisikan binatang besi menusuk telinga
Hantaman perubahan selalu membusungkan dada
Peristiwa hanyalah sebuah lintasan melewati indra
Kesombongan bernyanyi dengan angkuhnya

Malam tetaplah malam
Malam berteriak siang, tetaplah malam
Malam meminjam cahaya untuk rupa, tetaplah malam
Malam bernyanyi malam, tetaplah malam

Read More