Rabu, 28 Juni 2017
Perjalanan
Beranda kehidupan itu misteri
Misteri yang penuh warna-warni
Masa lalu dan hari ini
Masa depan dan mimpi
Masa lalu membangun jati diri
Masa sekarang penuh eksistensi
Masa depan perlu strategi
Masa ke masa itu catatan pribadi
Rentetan kisah banyak yang unik
Beragam peristiwa harus dinikmati
Anggaplah itu pernak-pernik
Lalui karena diatur jalan kondrati
Biarkan misteri tetap misteri
Hendak jadi peramal itu tak berarti
Lintasan waktu penuh teka-teki
Setia menjalaninya dengan hati
Kamis, 11 Mei 2017
Menanti Nyata
Memantau dari kesepian
Menikmati awal dari perubahan
Gaduh akan hilang dari keresahan
Semoga darah bukan jadi hiasan
Kebenaran masih disembunyikan
Peristiwa masih jauh dari keadilan
Masih berbohong sama keadaan
Tak akan mampu lawan kenyataan
Menjelang detik detik dentuman
Pertarungan cita demi masa depan
Saling serang untuk keseimbangan
Saatnya tiba masa yang diidamkan
Petaka sudah memeluk kedamaian
Dengan mesra dan tanpa kesadaran
Memanggil si penjaga keutuhan
Membangunkan satria kebangsaan
Telah tiba saat yang dinantikan
Roh-roh berpadu dengan keluhuran
Alam dan manusia berpadu padan
Kembalikan lagi masa kejayaan
Senin, 01 Mei 2017
Bait Tentang Buruh
Kalian lupa bahwa rakyat masih merangkak
Hai pengusaha-pengusaha congkak
Pekerja masih susah tapi kalian tertawa terbahak
Hari demi hari kami meninggalkan hari
Hanya untuk sesuap nasi
Lelah kami dikuras setiap hari
Kalian masih mementingkan ego pribadi
Jeritan derita bukanlah riak
Perjuangan baik untuk masa depan anak
Melayani mereka yang selalu tamak
Yang kami dapatkan hanyalah kerak
Tenaga kami kalian kuras
Keringat kami kalian perah
Kalian masih memandang kami dengan culas
Atas nama penderitaan kalian berdiri gagah
Kami tidak akan menuntut balas
Kami butuhkan hanyalah welas
Kesejahteraan bukan sekedar asas
Hak-hak kami harus terbalas dengan tuntas
Perilaku kami tidaklah kumuh
Menuntut hak kami secara penuh
Walapun kami hanyalah buruh
Perjuangan ini untuk hidup yang utuh
Peringatan Hari Buruh Sedunia tahun 2017 di Surabaya |
Jumat, 21 April 2017
Kartini
Pernahkah mendengar namanya
Sempatkah membaca tulisannya
Terasakah gerakan yang dibuatnya
Untuk siapa dia melakukannya
Gelisah gelisah gelisah
Beban pikir hingga resah
Rongrongan ide butuh wadah
Wujudkan cita dengan ramah
Saat itu dia hanya seorang gadis
Dia putri bangsawan yang manis
Tergoda buku dengan kata berbaris
Pelan-pelan menjadi gadis kritis
Kalimat pengetahuan berdering
Bertemu si gadis yang lagi pusing
Sadar dan tidak sadar pun tersaring
Pemahaman perlahan pamer taring
Remaja itu kini beranjak dewasa
Pemikirannya dianggap bencana
Banyak yang mau menghentikanya
Dianggap salah karena berbeda
Bersenjatakan pena dan kertas
Lahirlah banyak pemikiran cerdas
Ungkapan keadaan yang tidak laras
Merangkul manusia penuh welas
Tantangan satu persatu datang
Gerakannya tambah membentang
Penyadaran semakin benderang
Menyuburkan hati yang gersang
Waktunya tak selalu mujur
Idealismenya seakan-akan luntur
Pengetahuannya yang manjur
Tetap taat tradisi yang luhur
Barisan kata telah dia goreskan
Pendidikan telah dia ajarkan
Pemahaman juga disampaikan
Hingga terwujudnya kesadaran
Kartini, seorang perempuan feminis
Melayani tulus penuh optimis
Habis gelap terbitlah terang
Kisah juang dan doa-doa panjang
Kamis, 20 April 2017
Pertanyaan Sulit
Dunia itu sangatlah sempit
Sajak bergerak-gerik
Bait bait ini berbisik
Mengapa rakus semakin melejit
Kenapa si sombong berjalan jinjit
Apa serakah diwariskan ke cicit
Jutaan langkah untuk sesuap nasi
Mengais sisa keadilan yang pudar
Terhempas sakit tanpa solusi
Menuntut balas pada ketamakan
Hidup bukan untuk direndahkan
Atas nama ego tolak kesetaraan
Tak sadar masa depan kelam
Ketika sadar timbullah dendam
Adu kesaksian kisah yang karam
Ego melahirkan kisah si pemenang
Parade air mata sisa daya juang
Kedamaian sengaja dibuat hilang
Semena-mena karena merasa hebat
Melahap gagah lupa akan adat
Perilaku mempercepat kiamat
Menghakimi sesama itu kewajaran
Ruang waktu ajang pementasan
Lukisan manusia tanpa kesadaran
Peristiwa ini itu dikuasai kejahatan
Keseimbangan untuk pembenaran
Nyatanya cuma keserakahan
Bumi yang tak lagi subur
Keluhuran terlupakan hingga luntur
Menunggu masa hancur lebur
Cuma dongengkah hal perdamaian
Apakah ini lelucon tentang keadilan
Dalam luap rentetan penyesalan
Minggu, 16 April 2017
Jalan ke Surga
Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku".
Persepsi kebanyakan orang Kristen berdasarkan pada ayat di atas menganggap bahwa satu-satunya jalan kepada Bapa adalah Yesus. Jikalau kita menyepakati persepsi itu, maka tidak salah juga jika memunculkan beberapa pertanyaan.
Yesus adalah satu-satunya jalan. Bagaimana dong kisah nabi-nabi sebelum Yesus? Apa mereka tidak masuk surga atau bagaimana?
Jika kita memahami secara tekstual dari ayat di atas, maka satu-satunya jalan kepada Bapa hanyalah Yesus dan tak ada yang lain. Oleh karena itu, nabi-nabi seperti Abraham, Salomo dan lainnya tidak akan bisa sampai kepada Bapa. Kenapa? Karena mereka belum mengenal Yesus secara tekstual. Itu untuk kisah manusia sebelum kehadiran Yesus ke dunia.
Saat ini, Kristen bukanlah satu-satunya agama di dunia. Beragam agama dan ajaran serta ketentuannya yang berbeda-beda. Jumlahnya pun tidak sedikit, lebih dari setengah penduduk dunia tidaklah Kristen. Kajian kritis lainnya pun muncul. Sedemikian banyak manusia tidak memeluk agama Kristen, apakah salah satu dari mereka tidak ada yang sampai kepada Bapa?
Kajian lebih dalam bisa kita lakukan terkait persepsi ayat di atas, apakah Yesus secara fisik atau perilaku?
Silahkan dijawab dan direnungkan kembali makna menjadi pengikut atau menjadi penonton.
Selamat Minggu Paskah _/\_
Selasa, 04 April 2017
Secuil Daging Pembuat Dosa
Nyaring mesra dengan bising
Tak bertulang sering mendenting
Nada yang tak merdu itu garing
Hempas suarapun lupa pake laring
Hina tersemedikan pada kuping
Memotong fakta dengan gunting
Goda liar dengan beragam cerling
Padanan bohong terbisik lengking
Perempuan cantik memakai anting
Berjalan dengan badan bunting
Kebaikan terasa begitu asing
Realita kebenaran tak lagi penting
Hidup berputar ga kayak gasing
Pekikan itu seperti auman anjing
Baik jahat saling berbagi piring
Menuju tujuan dengan iming-iming
Mulusnya lidah setajam beling
Mencium kening berakhir pusing
Merobohkan masa hingga puing
Wajah manis sembarang kencing
Dengarkan tanpa terpancing
Memahami tulus biar ga sinting
Lakukan terbaik seperti maling
Wujudkan damai tanpa tanding
Minggu, 02 April 2017
Ngacung Tematik
Prahara merangsang
Fatamorgana mengangkang
Manusia merasa tertantang
Suasana semu dan hilang
Sore hujan menembus petang
Nyanyi jangkrik saat malam datang
Burung terbang ingat pulang
Lupa diri merupakan pantang
Mentari pagi menghadang
Terselip impian setiap orang
Kelakar ceria dengan riang
Berpadu mesra tanpa gamang
Konon, pelangi itu lukisan bidadari
Warna-warni indah menari-nari
Kebaikan tulus tanpa mucikari
Kesadaran hati dari dalam diri
Gelombang rasa tertusuk duri
Waktu tak bisa dilukis oleh jemari
Perih tanpa sedih tiap hari
Menyimpan luka sambil berlari
Memuji dengan apriori
Melawan semua teori
Bulan tak akan melupakan hari
Kebenaran melebihi luas bahari
Jumat, 31 Maret 2017
Desis
Kesalahan yang tak bisa ditolak
Kenakalan layak seorang anak
Persinggahan sesaat yang berkerak
Jati diri yang tenang bersikap bijak
Cermin rasa bersalah yang terelak
Kejahatan dirayu hingga jinak
Kebaikan diadu berujung tamak
Irama tradisi selalu diolak-olak
Kesempatan tak mengenal otak
Hina yang selalu tampak
Sosok tulus setapak demi setapak
Hidupnya susah selalu nyesak
Iman kuat tubuh rusak
Keyakinannya tak akan retak
Kamis, 30 Maret 2017
Menabur Rasa
Hubungan ini katanya terlarang
Tapi tetap berjuang
Perbedaan menjadi jurang
Pertahankan rasa hingga liang
Akal terinjak iman semu
Rekonstruksi jalinan tak terpadu
Lentera rasa terang hingga kalbu
Terikat mesra tanpa beradu
Konsepsi busuk menghadang
Implementasi cinta semakin girang
Generasi pakai hati telah hilang
Cahaya mesra tetap benderang
Mencintai tanpa malu
Tuhan itu maha tahu
Merangkul kebaikan menuju satu
Kekasih ini sedang dilanda rindu
Sayang, sampaikan salam
Siang emang selalu diakhiri malam
Tapi hari tak selalu kelam
Lalui semua tanpa dendam
Rupa rupa tak berupa
Mungkin sebagian sedang lupa
Sesekali butuh bertapa
Senyum ikhlas mengusir nestapa
Tibalah hari dimana ada damai
Persatuan tak akan terurai
Bahagia dengan orang yang dicintai
Gelak tawa memainkan dawai
Minggu, 26 Maret 2017
Kendeng
Kendeng sayang
Kendeng malang
Banyak yang berjuang
Tidak sedikit yang menantang
Kendeng sayang
Kendeng malang
Sutradara tak pamer tampang
Pemain jadi korban perang
Kendeng sayang
Kendeng malang
Ada petani nyawanya hilang
Ada petani senyum mengembang
Kendeng sayang
Kendeng malang
Perusahaan tak mau hengkang
Rakyat setia menghalang
Kendeng sayang
Kendeng malang
Informasi tak benderang
Kebenaran cuma bayang-bayang
Kendeng sayang
Kendeng malang
Pertarungan tak imbang
Kekalahan tanpa ada yang menang
Kendeng sayang
Kendeng malang
Penjahat sosial mencuri peluang
Masyarakat yang masuk jurang
Minggu, 12 Maret 2017
Nara(si)
Daun tak bertanya kenapa jatuh
Gedung tak memaki saat runtuh
Menyapa bumi tanpa menuduh
Bersentuhan tanah hingga luluh
Malam malam diakhiri oleh subuh
Sinar terang setia tanpa keluh
Merawat rasa melupakan gaduh
Benih damai biarkan tumbuh
Embun pagi tak berkeruh
Menyegarkan hidup tanpa jenuh
Keutuhan tak boleh rapuh
Kebersamaan saling mengasuh
Terikat mesra saling rengkuh
Berpadan warna dengan kukuh
Bebas terpola tanpa tutuh
Perdamaian jangan mudah diracuh
Pakaian kotor langsung dibasuh
Obati luka biar sembuh
Kemajemukan tak boleh gaduh
Kemanusiaan harus tetap utuh
Selasa, 07 Maret 2017
Per(empu)an
Tubuhnya gemulai bukan lunglai
Menari-nari demi buah hati
Keringat demi orang yang dicintai
Juang sering tidak dihargai
Bangun pagi untuk sesuap nasi
Tidak lupa memasang dasi
Tetap saja jadi korban diskriminasi
Gerakannya selalu dianggap basi
Setara hanyalah sebuah delusi
Harapannya bukanlah fantasi
Keras mewujudkan imajinasi
keadilan adalah sebuah prestasi
Gumam dalam fiksi
Isak mengalir menjadi narasi
Doa doa menemani ekspresi
Perjalanan setia sebuah edukasi
Sentuhan lembut makhluk proporsi
Melukis kebaikan untuk revolusi
Hempaskan senyum harap disfraksi
Ketulusannya tanpa kontroversi
Hadir merindukan independensi
Samar jelas layaknya fluktuasi
Waktu tak henti tanpa filterisasi
Makhluk lain pun tetap arogansi
Kesamaan hak tanpa abrasi
Kewajiban berdasarkan asumsi
Meremukkan atas nama esensi
Memilin niat tanpa proklamasi
Jalan panjang sudah terlalui
Degenerasi dilindasi tanpa prosesi
Aktualisasi tak akan mati
Hingga tiba hari yang dinanti
Senin, 06 Maret 2017
Bulan Puisi
Bulan ini bulan puisi
Isilah dengan hal-hal berisi
Bulan ini bulan puisi
Isilah dengan imajinasi
Bulan ini bulan puisi
Menulis bukanlah hal basi
Bulan ini bulan puisi
Hal basi itu bicara tanpa isi
Bulan ini bulan puisi
Berdamailah tanpa spasi
Bulan ini bulan puisi
Spasi bisa menimbulkan reaksi
Bulan ini bulan puisi
Kedamaian bukanlah fantasi
Bulan ini bulan puisi
Fantasi damai untuk kaum delusi
Bulan ini bulan puisi
Kembalikan sajak bersama narasi
Bulan ini bulan puisi
Narasi tertulis tanpa ilusi
Bulan ini bulan puisi
Berpikirlah secara presisi
Bulan ini bulan puisi
Bertindak menghadirkan solusi
Bulan ini bulan puisi
Seiya sekata tanpa diskriminasi
Bulan ini bulan puisi
Terwujudnya keadilan yang seksi
Bulan ini bulan puisi
Mesranya cinta tak perlu interupsi
Bulan ini bulan puisi
Menjalin rasa tanpa politisasi
Sabtu, 04 Maret 2017
Narration Of The Heart
We love each other
They must know
Like cold and snow
Different but better
Relationship be crazy
Fight bad thing with cozy
Laughing together
Happy forever
Forget bad thing
Doing good thing
Stay cool in everything
Keep dreaming and praying
In light and dark
Fireworks full of spark
Like a bloom in the ark
Foretell the future in bright
Selasa, 21 Februari 2017
Nyanyian
Ganyang-ganyang
Mana teriakan itu?
Apakah tak perlu juang?
Terjebak kepentingan semu
Jangan kotak-kotak atau putih
Terlahir dari satu tanah
Sumber daya yang meriah
Rakyatnya masih sering perih
Gegara satu orang
Barisan nara diturunkan
Kekayaan alam yang diganyang
Kok diam menawan?
Lupakan warna-warni kepentingan itu
Rapatkan barisan jadi satu
Perjuangan menyatu padu
Hajar rongrongan yang beradu
Satu lidi mudah mudah patah
Persatuan lidi membersihkan sampah
Rakyat jangan mudah digoyah
Persatuan menuju gemah ripah
Kamis, 16 Februari 2017
Gerah
Butuh jalan-jalan panjang
Kerasnya upaya daya juang
Dasarkan semua dengan hati tenang
Tibalah hari untuk menang
Hujan turun bersama impian
Membasahi semangat harapan
Gairah baik dalam perjalanan
Tetap berkarya penuh cacian
Hai, penghuni kolong langit
Pertarungan ini semakin sengit
Hal jahat selalu menggigit
Kebaikan janganlah dipingit
Jumat, 20 Januari 2017
Kontemplasi
Langit merendah
Bumi menanjak
Manusia semakin serapah
Perilaku menghadirkan retak
Laut menawar
Danau menjadi asin
Kejahatan semakin berkelakar
Niat baik semakin miskin
Pohon merunduk
Ilalang mendangak
Tirai rasa semakin membungkuk
Bisul kebencian yang membengkak
Kupu-kupu kehilangan sayap
Cacing terbang dengan gagap
Bertarung dalam senyap
Menunggu waktu mengap-mengap
Matahari enggan bersinar terang
Bulan sungkan pamer keindahan
Dendam berujung perang
Keadaan jauh dari kedamaian