Minggu, 13 Mei 2018
Luka negeri Tawa negeri
Mendengar pekikan suara mematikan yang terlantang
Apakah kita masih bisa nyaman?
Apakah kita masih bisa diam?
Kota Surabaya (Sumber foto: koleksi pribadi) |
Tapi ada yang memaksa mereka untuk langsung menemui Tuhan
Apakah pantas untuk sebuah keinginan?
Apa hak mereka untuk memaksa keadaan?
Apakah masih ada kata nyaman?
Apakah diam adalah jawaban?
Airmata belum kering bersama luka
Luka baru lagi dihadirkan dengan derita berkelanjutan
Apakah nyaman masih ada?
Apakah negeri ini hanya diam?
Pahlawan tertidur dalam keabadian
Mereka menertawakan keadaan
Negeri yang mereka perjuangkan
Dirusak sekumpulan manusia tanpa perasaan
Apakah pahlawan dapat tidur dengan nyaman?
Pahlawan memang diam, apakah tanah perjuangannya juga diam?
Sudahh sudahh
Sudahilah perilaku yang tidak berprikemanusiaan
Sudahh sudahh
Sudahilah menciptakan keadaan yang penuh kekerasan
Lukanya negeri lukanya kita semua
Tawanya negeri tawanya kita semua
Surabaya, 13 Mei 2018
Tepi pantai Selat Madura
17.30 WIB
Rabu, 28 Juni 2017
Perjalanan
Beranda kehidupan itu misteri
Misteri yang penuh warna-warni
Masa lalu dan hari ini
Masa depan dan mimpi
Masa lalu membangun jati diri
Masa sekarang penuh eksistensi
Masa depan perlu strategi
Masa ke masa itu catatan pribadi
Rentetan kisah banyak yang unik
Beragam peristiwa harus dinikmati
Anggaplah itu pernak-pernik
Lalui karena diatur jalan kondrati
Biarkan misteri tetap misteri
Hendak jadi peramal itu tak berarti
Lintasan waktu penuh teka-teki
Setia menjalaninya dengan hati
Kamis, 11 Mei 2017
Menanti Nyata
Memantau dari kesepian
Menikmati awal dari perubahan
Gaduh akan hilang dari keresahan
Semoga darah bukan jadi hiasan
Kebenaran masih disembunyikan
Peristiwa masih jauh dari keadilan
Masih berbohong sama keadaan
Tak akan mampu lawan kenyataan
Menjelang detik detik dentuman
Pertarungan cita demi masa depan
Saling serang untuk keseimbangan
Saatnya tiba masa yang diidamkan
Petaka sudah memeluk kedamaian
Dengan mesra dan tanpa kesadaran
Memanggil si penjaga keutuhan
Membangunkan satria kebangsaan
Telah tiba saat yang dinantikan
Roh-roh berpadu dengan keluhuran
Alam dan manusia berpadu padan
Kembalikan lagi masa kejayaan
Senin, 01 Mei 2017
Bait Tentang Buruh
Kalian lupa bahwa rakyat masih merangkak
Hai pengusaha-pengusaha congkak
Pekerja masih susah tapi kalian tertawa terbahak
Hari demi hari kami meninggalkan hari
Hanya untuk sesuap nasi
Lelah kami dikuras setiap hari
Kalian masih mementingkan ego pribadi
Jeritan derita bukanlah riak
Perjuangan baik untuk masa depan anak
Melayani mereka yang selalu tamak
Yang kami dapatkan hanyalah kerak
Tenaga kami kalian kuras
Keringat kami kalian perah
Kalian masih memandang kami dengan culas
Atas nama penderitaan kalian berdiri gagah
Kami tidak akan menuntut balas
Kami butuhkan hanyalah welas
Kesejahteraan bukan sekedar asas
Hak-hak kami harus terbalas dengan tuntas
Perilaku kami tidaklah kumuh
Menuntut hak kami secara penuh
Walapun kami hanyalah buruh
Perjuangan ini untuk hidup yang utuh
Peringatan Hari Buruh Sedunia tahun 2017 di Surabaya |
Jumat, 21 April 2017
Kartini
Pernahkah mendengar namanya
Sempatkah membaca tulisannya
Terasakah gerakan yang dibuatnya
Untuk siapa dia melakukannya
Gelisah gelisah gelisah
Beban pikir hingga resah
Rongrongan ide butuh wadah
Wujudkan cita dengan ramah
Saat itu dia hanya seorang gadis
Dia putri bangsawan yang manis
Tergoda buku dengan kata berbaris
Pelan-pelan menjadi gadis kritis
Kalimat pengetahuan berdering
Bertemu si gadis yang lagi pusing
Sadar dan tidak sadar pun tersaring
Pemahaman perlahan pamer taring
Remaja itu kini beranjak dewasa
Pemikirannya dianggap bencana
Banyak yang mau menghentikanya
Dianggap salah karena berbeda
Bersenjatakan pena dan kertas
Lahirlah banyak pemikiran cerdas
Ungkapan keadaan yang tidak laras
Merangkul manusia penuh welas
Tantangan satu persatu datang
Gerakannya tambah membentang
Penyadaran semakin benderang
Menyuburkan hati yang gersang
Waktunya tak selalu mujur
Idealismenya seakan-akan luntur
Pengetahuannya yang manjur
Tetap taat tradisi yang luhur
Barisan kata telah dia goreskan
Pendidikan telah dia ajarkan
Pemahaman juga disampaikan
Hingga terwujudnya kesadaran
Kartini, seorang perempuan feminis
Melayani tulus penuh optimis
Habis gelap terbitlah terang
Kisah juang dan doa-doa panjang
Kamis, 20 April 2017
Pertanyaan Sulit
Dunia itu sangatlah sempit
Sajak bergerak-gerik
Bait bait ini berbisik
Mengapa rakus semakin melejit
Kenapa si sombong berjalan jinjit
Apa serakah diwariskan ke cicit
Jutaan langkah untuk sesuap nasi
Mengais sisa keadilan yang pudar
Terhempas sakit tanpa solusi
Menuntut balas pada ketamakan
Hidup bukan untuk direndahkan
Atas nama ego tolak kesetaraan
Tak sadar masa depan kelam
Ketika sadar timbullah dendam
Adu kesaksian kisah yang karam
Ego melahirkan kisah si pemenang
Parade air mata sisa daya juang
Kedamaian sengaja dibuat hilang
Semena-mena karena merasa hebat
Melahap gagah lupa akan adat
Perilaku mempercepat kiamat
Menghakimi sesama itu kewajaran
Ruang waktu ajang pementasan
Lukisan manusia tanpa kesadaran
Peristiwa ini itu dikuasai kejahatan
Keseimbangan untuk pembenaran
Nyatanya cuma keserakahan
Bumi yang tak lagi subur
Keluhuran terlupakan hingga luntur
Menunggu masa hancur lebur
Cuma dongengkah hal perdamaian
Apakah ini lelucon tentang keadilan
Dalam luap rentetan penyesalan
Minggu, 16 April 2017
Jalan ke Surga
Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku".
Persepsi kebanyakan orang Kristen berdasarkan pada ayat di atas menganggap bahwa satu-satunya jalan kepada Bapa adalah Yesus. Jikalau kita menyepakati persepsi itu, maka tidak salah juga jika memunculkan beberapa pertanyaan.
Yesus adalah satu-satunya jalan. Bagaimana dong kisah nabi-nabi sebelum Yesus? Apa mereka tidak masuk surga atau bagaimana?
Jika kita memahami secara tekstual dari ayat di atas, maka satu-satunya jalan kepada Bapa hanyalah Yesus dan tak ada yang lain. Oleh karena itu, nabi-nabi seperti Abraham, Salomo dan lainnya tidak akan bisa sampai kepada Bapa. Kenapa? Karena mereka belum mengenal Yesus secara tekstual. Itu untuk kisah manusia sebelum kehadiran Yesus ke dunia.
Saat ini, Kristen bukanlah satu-satunya agama di dunia. Beragam agama dan ajaran serta ketentuannya yang berbeda-beda. Jumlahnya pun tidak sedikit, lebih dari setengah penduduk dunia tidaklah Kristen. Kajian kritis lainnya pun muncul. Sedemikian banyak manusia tidak memeluk agama Kristen, apakah salah satu dari mereka tidak ada yang sampai kepada Bapa?
Kajian lebih dalam bisa kita lakukan terkait persepsi ayat di atas, apakah Yesus secara fisik atau perilaku?
Silahkan dijawab dan direnungkan kembali makna menjadi pengikut atau menjadi penonton.
Selamat Minggu Paskah _/\_