Selasa, 29 November 2016
Takdir dan Ego
Takdir
Ya, ini takdirku
Terlahir di bumi pertiwi, ya, ini takdirku
Tumbuh kembang di tanah ini, ya, ini takdirku
Hidup dari bumi negara ini, ya, ini takdirku
Menikmati pendidikan yang disediakan pemerintah, ya, ini takdirku
Menghabiskan hari berganti hari disini, ya, ini takdirku
Lalu dan lupa
Melampiaskan kepentinganku, ya, itu ego bukan takdirku
Merubah dasar negara, ya, itu ego bukan takdirku
Menjadikan agamaku pondasi, ya, itu egoku
Lalu dan lupa
Darahku tidak tumpah
Tapi aku hendak serapah
Lalu dan lupa
Nyawaku tidak hilang
Tapi aku hendak membangkang
Itu egoku bukan takdirku
Kamis, 24 November 2016
Marcapada yang fana
Rabu, 23 November 2016
Tragedi
Indonesia orangnya kini pembenci
Mana otak? Tolong ibu bapak ajari
Ngebacot sana sini dan lupa diri
Ocehan nyaring tak terkendali
Beragama kok otak isinya iri
Ngakunya alim tapi suka memaki
Rajin ibadah kok rajin intimidasi
Itu ritual atau pamer diri
Indonesia itu saling hormat pribadi
Punya otak? Kok lupa balas budi
Tumbuh kembang di tanah ini
Jangan dong rusak Ibu Pertiwi
Beragama dengan saling menghormati
Orang alim beri contoh yang terbukti
Ibadah menghasilkan perilaku yang berarti
Ritual bukanlah tradisi melainkan implementasi
Matahari sudah terbit lagi
Ciptakan kedamaian kini hingga nanti
Jaga keutuhan bangsa hari demi hari
Karena NKRI itu adalah harga mati
Kata Makna Rasa
Kami memang beda tapi kami ada
Kami unik dan pasti nyentrik
Kami lucu ga pernah mecucu
Kami gokil tapi bukan pake rasa kerdil
Kami ini sulit tapi ga bikin orang melilit
Kami memang bebas tapi hak orang ga pernah kami rampas
Praktek menguji dialektika rasa
Pasangan akibat tabula masa
Kronologi harapan tanpa janjian
Menata kasih dengan perjuangan
Menatap sebelah mata
Bukan berarti bermakna
Dogma menjadi sekat tapi hampa
Rasionalitas menuntun hal buta
Duduk sama rasa
Diri sama masa
Berkarya maka ada
Hadir untuk mereka
Minggu, 20 November 2016
Kalam tak lagi kudus
Hening melupakan orang yang berisik
Roh meninggalkan fisik
Setan enggan berbisik
Malaikat tidak lagi cantik
Rubuh gedung rubuh angka
Sejarah tak melewati masa
Pujangga hilang asa
Mimpi melupakan rasa
Anak kecil congkak amarah
Tetua peninggalan serapah
Tertawa dengan rasa marah
Jejak meninggalkan sampah
Ritual katanya
Tradisi ungkapnya
Saat kalam tak lagi Kudus
Datanglah waktu untuk mampus